Sunday, June 21, 2009

HARUSNYA PPD FAIR DAN TRANSPARAN

Tidak diterima disebuah sekolah yang berstaraf internasional (SBI/RSBI) atau di sekolah Negeri yang ternama dimasyarakat, bukan akhir segalanya. Banyak sekali orangtua dan anak yang mensakralkan, menomorsatukan, mengidolakan sekolah-sekolah tersebut, bahkan kalau tidak diterima disekolah tersebut seakan dunia mau kiamat. Ada juga sebagian orang sampai jurkir balik, jual tanah, jual rumah, dan juga menjual barang milik orang lain untuk dapat memenuhi keinginan anaknya untuk dapat diterima di sekolah-sekolah tersebut.

Sayang seribu sayang, kalau dihitung-hitung hal semacam tu sangat merugikan dan tidak mendidik kepada anak kita, masyarakat, dan pada akhirnya negara akan kena getahnya. Hal semacam itu tidak mendewasakan anak kita untuk menerima kenyataan yang ada. Akhirnya banyak orang tua yang bermain dan terlibat bagaimana cara agar anaknya mendapatkan gengsi yang diinginkan.

Kadang kita sebagai orangtua/wali merasa dibohongi oleh sebuah sekolah yang proses penerimaan peserta didik kurang fair dan transparan. Ketika kita mencari informasi dan juga mengkonfirmasinya yang didapat malah ketidaktahuan/ketidakjelasan. Hal tersebut di atas adalah salah satu contoh konsekkuensi dari sebuah gengsi dan ambisi untuk mendapatkan Sekolah yang mempunyai tingkat mutu lebih baik dibanding yang lainnya.

Dimasa-masa penerimaan peserta didik, sangat rawan sekali konflik kepentingan, untuk mempengaruhi kebijakan manajemen sekolah. Pengaruhnya ditebar mulai dari proses pendaftaran, pendataan, dan proses pengumuman.

Pada proses pendaftaran, biasanya ditebar isu-isu yang sangat merugikan atau tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Hal ini biasanya untuk pendaftar yang sudah memasuki hari-hari akhir agar tidak mendaftar. Dan juga agar mental bagi pendaftar yang tidak didampingi oleh orang tua/wali akan menjadi sangat bimbang. Jika ini datangnya dari luar. Tapi
Jika isunya datang dari dalam (panitia) ini biasanya digunakan untuk menggoyahkan para pendaftar agar pendaftar goyah dan mencabut nomor pendaftaranya, hal ini berkaitan karena oknum panitia tersebut punya jago (lobi) agar bisa masuk ke dalam nominasi pengumuman diterima.
Pada proses pendataan, pendataan pendaftaran penerimaan peserta didik adalah hal yang paling rawan sekali terjadi kecurangan. Biasanya kalau pada unsur kepanitiaan ada unsur ingin memasukan nama calon peserta didik yang tidak masuk kategori diterima dapat dimanipulasi dengan jalan mempengaruhi petugas data, dan juga yang paling parah lagi kalau petugas data mempunyai kepentingan untuk memasukan jago sendiri.
Pada proses pengumuman, Biasanya kecurangan biasa pada saat pengumuman berlangsung. Hal yang ditutupi biasanya panitia hanya menulis nomor peserta saja atau nomor peserta dan nama, atau nomor peserta, nama, dan alamat. (DATA TIDAK LENGKAP). Ini adalah salah satu indikasi kecurangan yang sengaja dibuat oleh panitia karena dipengaruhi oleh kebijakan manajemen yang tidak transparan.

Alangkah baiknya jika semua proses penerimaan peserta didik (PPD) disekolah-sekolah yang mempunyai mutu tinggi baik yang berstatus RSKM, SKM, RSBI, SBI, dapat menggelar acara rutin tahunan itu dengan sempurna atau paling tidak, lebih baik.

Kita sebagai manusia Indonesia harus bangga mempunyai generasi yang cerdas, bermoral baik, berbudi pekerti yang baik, mempunyai ilmu pengetahuan yang tinggi. Tapi kadang kita sering  tidak sadar atau melupakan bahwa pendidikan itu, tidak hanya didapat ketika sudah masuk di dalam bangku sekolah, tetapi sebelum mendapatkan bangku sekolah harus benar-benar diperhatikan.
Bahwa hal yang terpenting adalah kita tidak dapat membelajari anak-anak kita, masyarakat kita, bahwa MENGHALALKAN SEGALA CARA demi gengsi dan ambisi adalah contoh KEBURUKAN yang paling kecil dan nyata.

Kalau kita berhasil menghindari hal tersebut, paling tidak kita mampu membelajari anak-anak kita untuk berbuat sesuatu yang lebih baik, dan demi masa depan yang lebih baik. Bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi untuk SEBUAH INDONESIA.

KEBENARAN DAN KEJUJURAN adalah dua hal yang terlupakan akhir-akhir ini terutama di dalam sistem pendidikan yang sudah terlanjur mengakar.

KEBENARAN DAN KEJUJURAN adalah budaya yang terlupakan;
KEBENARAN DAN KEJUJURAN adalah perilaku yang tidak menguntungkan;

Ingat sebuah wejangan saking Ronggo Warsito
"KALAU SUDAH DATANG SUATU ZAMAN, NAMANYA ZAMAN EDAN, SIAPA SAJA YANG TIDAK IKUT EDAN MAKA
TIDAK IKUT KEDUMAN, TAPI sak BEJA-BEJANING WONG, YOIKU WONG SING ELING LAN WASPODO."

Haruskah KITA IKUT GILA / EDAN?

Friday, June 12, 2009

LULUS UJIAN NASIONAL 2008/2009

SELAMAT ATAS KELULUSAN SISWA KELAS XII SMA
DAN SISWA KELAS IX SMP
RAIHLAH CITA-CITA
BUATLAH PESTA KELULUSAN TANPA ANARKIS, TANPA KONVOI DI JALAN, TANPA PESTAPORA, TANPA BERBUAT KRIMINAL
JAGA NAMA BAIK ALMAMATER DAN DUNIA PENIDIKAN
INGAT MASA DEPAN MASIH PANJANG
BUKAN HANYA UNTUK HARI INI SAJA